JOMBANG - Duka mendalam menghinggapi sejumlah teman dan kerabat korban mutilasi, Ayu Wulandari, di Dusun Rayung, Kepuhrejo, Kudu, Jombang. Kedatangan jenazah mahasiswi AKPER ICME Jombang itu diwarnai isak tangis.
Jenazah korban tiba di rumah duka sekitar pukul 17.20, Minggu (19/7/2009), disela-sela ratusan pelayan yang sejak sore sudah memadati rumah korban. Jerit histeris tiba-tiba pecah dari dalam rumah saat jenazah perempuan berparas cantik itu diturunkan dari mobil ambulans. Ibu korban, Sukini, sempat syok dan pingsan saat jenazah putrinya itu disemayamkan.
Berkali-kali Sukini melontarkan kata tak percaya atas musibah yang menimpa putrinya. Dengan keras, dia berteriak jika putrinya tersebut belum meninggal. Beberapa anggota keluarga yang melihat Sukini berupaya menenangkan. Suasana itu menambah haru proses penyambutan jenazah.
Sekitar sepuluh menit disemayamkan di rumah duka, jenazah Ayu Wulandari kemudian disemayamkan di masjid desa setempat yang berada tak jauh dari rumah duka. Di tempat itu, jenazah korban disalati. "Ayu orangnya pendiam dan cenderung tertutup. Tapi dia pekerja keras," ujar Wati Suwito, salah satu kerabat korban, saat dimintai tanggapan.
Usai disalati, jenazah korban dimakamkan di desa setempat. Pemakaman yang digelar sekitar pukul 19.00 itu menambah haru suasana lantaran gelapnya lokasi makam. Kendati demikian, pemakaman berjalan lancar meski berkali-kali para pelayat mengelu-elukan nasib yang menimpa Ayu hingga bagian tubuhnya terpotong menjadi beberapa bagian.
Ayah tiri korban, Gati, mengungkapkan kesedihannya. Meski tak banyak berkomentar, dia berharap agar pelaku pembunuhan sadis itu dihukum mati. "Perbuatannya sadis. Pelaku harus dihukum mati," tegas Gati dan meminta wartawan untuk menghentikan peliputan dengan alasan suasana duka yang masih menghinggapi keluarganya. (Tritus Julan/Koran SI/teb)
sumber: www.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar