Minggu, 18 Oktober 2009

Epistimologi obyektif

filsuf profesional, dan dosen filsafat itu.

Menurut Popper, data inderawi atau kesan sederhana itu tidak ada. Itu semua hanyalah khayalan yang keliru untuk mengalihkan atomisme dari fisika ke psikologi. Kita tidak berpikir dalam citra-citra, melainkan dalam istilah problem-problem dan solusi tentatif atasnya. Studi logika lebih penting daripada studi mengenai proses pemikiran subyektif. Kalau dunia obyektif merupakan produk akal budi¾maka sikap act of faith¾kepercayaan pada akal, menjadi penting. Dan rasionalisme yang diperjuangkan oleh Popper bersifat jatmika, modest, kritis terhadap diri sendiri. Itulah Kejatmikaan Intelektual. Dengan ini pula Popper menegaskan, bahwa bukan hanya proses belajar saja yang bersifat problem solving, melainkan juga hidup itu sendiri. Hidup¾nilai¾problem solving, saling bertemu dalam asal-usul. Dalam segala benda hidup, dari sejak lahir, tertanam suatu kecenderungan untuk membuat hipotesa. Inilah yang mendorong Popper mengembangkan metoda problem solving yang digunakan oleh seluruh organisme hidup dalam proses adaptasi. Hal ini jualah yang membuat Popper semakin ragu mengenai thesis Marx tentang sejarah, Freud tentang psikoanalisa, dan Alfred Adler tentang psiko individual.

Kalau demikian halnya, maka segala bentuk proses kehidupan dengan sendirinya memerlukan kepemimpinan. Kepemimpinan untuk menjadi pioneer, kepemimpinan untuk memecahkan masalah, dan kepemimpinan untuk menemukan inspirasi-inspirasi baru yang otentik dan maju. Mengenai hal ini, Pierre Teilhard de Chardin, dalam The Phenomenon of Man (New York; Harper; 1961) mengatakan: “Kemungkinan yang satu ialah tertutupnya alam semesta ini bagi masa depan kemanusiaan, yang berarti bahwa daya-pikir manusia, yang merupakan hasil usaha selama jutaan tahun itu, menjadi lumpuh, mati, dalam sebuah alam semesta yang tidak mempunyai makna apa-apa. Kemungkinan yang lainnya ialah terbukanya sebuah jalan …”.

Tesis tersebut membawa kita ke sebuah penjelajahan baru guna memberikan makna dan bentuk yang lebih fenomenologis pada konsep kepemimpinan. Artinya, bahwa kepemimpinan kita perlukan adalah ya, tetapi dalam konsep dan konteks yang mau tidak mau untuk memecahkan masalah. Karenanyalah kepemimpinan yang menggejala bukan sekadar atribut yang menempel pada individu sang pemimpin, melainkan berupa bahasa sebagai penjelmaan hasil usaha untuk beradaptasi. Konkretnya, kepemimpinan adalah bahasa itu sendiri. Buhler, profesor psikologi di Universitas Wina, membagi tiga tingkat fungsi bahasa: fungsi ekspresif, fungsi stimulatif, dan fungsi deskriptif. Lalu kelak, Popper menambahkan satu fungsi lagi yaitu fungsi argumentatif.

Jadi jika kepemimpinan adalah bahasa, maka kepemimpinan baru bisa tampak kalau ia telah menjelma sebagai ekspresi yang menggambarkan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari sebuah komunitas. Ia akan melahirkan gerak yang menyediakan dinamika demi dinamika. Namun gerak tersebut bisa berhenti manakala tidak terus-menerus diberi rangsangan-rangsangan baru. Itulah fungsi kedua dari kepemimpinan.

Akan tetapi dalam proses perjalanan menemukan dan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan, kadang manusia mengalami kemandegan, kebuntuan, dan ketakberdayaan. Disinilah kepemimpinan membawa fungsi untuk mendeskripsikan keadaan dengan segala unsur-unsur yang mempengaruhinya. Lalu bagaimana pula deskripsi tentang peluang masa depan berikut strategi dan taktik untuk mewujudkannya? Seluruh proses tersebut akan saling bertemu dalam asal-usul, dan tentu saja setelah melewati sebuah ujian melalui praktek fungsi argumentatif dari kepemimpinan itu sendiri. Pada tahap inilah kepemimpinan harus menampakkan halnya baik yang esoterik maupun yang eksoterik. Karena tanpanya, kepemimpinan hanyalah slogan, hanyalah jargon yang lahir dari sikap “kejumawaan intelektual”. Padahal kepemimpinan adalah merupakan sebuah perilaku dari hasil sikap “kejatmikaan intelektual”.

Inilah yang menjadi alasan kuat bagi Noel M. Tichy, dalam The Leadership Engine, untuk secara tegas menekankan bahwa seorang pemimpin yang berhasil haruslah menjalankan fungsi dan peran belajar dan mengajar.

http://sekarkedhaton.wordpress.com/2008/06/05/kata-pengantar/

tanggal pengambilan : 14 oct 2009

jam : 23.19

Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.

Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi

tanggal pengambilan : 14 oct 2009

jam : 23.28

Kamis, 15 Oktober 2009

GRATIS....DOLLAR $2000 LANGSUNG

MAU DOLLAR DENGAN GRATIS??? GABUNG YUK....DAFTAR DAPAT 2000 DOLLAR LANGSUNG, KLIK IKLAN DI TAMBAH LAGI 200 DOLLAR, KITA MENDAPAT EMAIL TRUS KITA BACA DI BAYAR LAGI 300 DOLLAR .
WOW........ENAK BANGET KAN BURUAN GABUNG DI SINI
ATAU KLIK BANNER DI BAWAH INI
ComeOnGain.com

KEMUDIAN KLIK JOIN NOW ATAU SIG UP DAN MASUKKAN EMAIL ANDA, KLIK LINK YANG DI KIRIMKAN KE EMAIL ANDA GUNA UNTUK MELENGKAPI DATA DATA ANDA.
SELAMAT MENCOBA SEKALI LAGI GRATISS..S.S.S.S.S.

Jumat, 09 Oktober 2009

kena TILANG

Ngomongin tentang tilang pasti arah pikiran kita sama polisi,sekarang banyak polisi melakukan tilang di jalan raya karena untuk menertibkan para pengguna kendaraan baik roda 2 maupun roda 4.
Selain itu juga untuk pencarian motor karena banyak kasus motor hilang nah dari sini kan bisa ketahuan siapa yang tidak bisa menunjukkan STNK maupun SIM nya berarti telah melanggar pasal.
Langkah selanjutnya adalah motor di tahan di kantor polisi menunngu pemilik datang untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya, kadang dalam penyelesaiannya ada yang damai dengan polisi nah, yang kedua adalah sidang di kantor pengadilan sehingga kebijakan akan di tentukan sama hakim.
Ini sedikit ada pengalaman dari saya sendiri waktu berangkat kerja kan malam hari maklum saya bekerja sebagai operator warnet dan jam kerjanya adalah jam 23 sampai 07 pagi, dan malam itu saya bawa sepeda motor yang tidak di lengkapi dengan surat suratnya yaitu gak bawa helm, STNK,SIM,TANPA SPION itu gak aku sadari karena anggapan saya pulang jam 06 pagi kan aman belum ada polisi yang mulai aksinya,sepulang kerja tepatnya jam 06 lebih dikit gitu dengan santai saya mengendarai motor eh ternyata tak lama kemudian terdengar suara PRITTTTTTTTT>>>>saya langsung di stop dan di suruh menyingkirkan motornya kemudian di tanya mana suratnya ???saya lupa tidak bawa pak, SIMnya begitu pak polisi tanya lagi ??? saya jawab SIM saya belum jadi pak masih tahap pembuatan.
Kemudian pak polisi tanya tentang identitas saya ,lalu pelanggaran saya juga ternyata saya melanggar 4 pelanggaran yaitu tidak pakai helm,stnk,sim ,dan tanpa spion.wah capek dech tak lama pak polisi bilang 1 pelanggaran dendanya 30 ribu dan saat ini juga motor anda saya tahan...
terus di suruh ngurusi dengannya pada jam kerja kalau tidak gitu suruh ikut sidang di pengadilan biar murah.
Anehnya lagi saya sempat tanya : terus pulang saya gimana pak?
POLISI: itu urusanmu..!!!
waladalah sial dech saya hari ini
tapi tenang saja itu adalah pengalaman hidup wakakakakakakak

picture ( pekanbarukita.blogspot.com)